Waste Bank
Belajar Peduli dari Barang yang Tak Terpakai
Pagi itu, suasana kelas terasa berbeda. Anak-anak datang bukan hanya dengan tas berisi buku, tapi juga membawa kantong-kantong plastik berisi botol bekas, wadah makanan, hingga kaleng minuman. Tangan kecil mereka tampak mantap menggenggam barang-barang yang sekilas tampak tak bernilai, namun sesungguhnya menyimpan pelajaran besar.
Setibanya di kelas, barang bekas itu ditata rapi. Guru mencatat dengan teliti, siapa membawa apa, seberapa banyak, dan dari jenis apa saja. Ada kebanggaan terselip di wajah anak-anak setiap kali nama mereka dipanggil, seolah membawa kontribusi penting bagi bumi yang mereka cintai.
Selesai dicatat, barang-barang itu tidak langsung dibuang begitu saja. Anak-anak bersama guru membersihkannya, lalu memilah berdasarkan jenisnya: botol plastik di satu sisi, kaleng minuman di sisi lain, wadah makanan plastik ditempatkan di kotak terpisah. Proses sederhana itu mengajarkan ketelitian, tanggung jawab, dan bahwa setiap sampah punya tempatnya.
Hari yang dinanti pun tiba, ketika semua barang dari kelas dikumpulkan kepada petugas Waste Bank sekolah. Di halaman sekolah, siswa berkerumun penuh rasa ingin tahu. Mereka menimbang hasil kerja keras tiap kelas, mencatat beratnya dengan penuh semangat, lalu menyalurkannya ke petugas untuk dibawa ke Balai Penampung Barang Bekas Kota Pangkalpinang.
Bukan hanya sekadar menjual barang bekas, kegiatan ini menyimpan makna lebih dalam. Anak-anak belajar bahwa dari sesuatu yang dianggap sampah, bisa lahir manfaat nyata. Hasil penjualan sebagian masuk ke kas kelas — hadiah kecil yang mereka nikmati bersama, dan sebagian lagi menjadi kas Waste Bank untuk keberlanjutan operasional.
Ada tawa, ada rasa bangga, ada kesadaran baru yang tumbuh. Bahwa bumi yang mereka pijak perlu dijaga, dan menjaga bisa dimulai dari hal kecil: membawa, memilah, membersihkan, dan mengelola barang bekas dengan bijak.
Waste Bank bukan sekadar program, tapi perjalanan belajar tentang kepedulian, tanggung jawab, dan cinta lingkungan. Dari sini, anak-anak Sekolah Alam Bangka Belitung memahami bahwa setiap botol plastik yang mereka kumpulkan adalah bagian dari cerita panjang menyelamatkan bumi, satu langkah kecil yang berdampak besar.