Merdeka dengan Berbagi,
Tumbuh dengan Peduli
Program Organisasi Student Leadership Unity di hari Kemerdekaan Indonesia ke-80.
HUT RI ke-80 di Sekolah Alam Bangka Belitung tahun ini terasa berbeda. Bukan hanya bendera merah putih yang berkibar gagah, bukan pula sekadar riuh lomba dan sorak kemenangan. Ada semangat lain yang tumbuh di hati anak-anak — semangat kepedulian dan kebersamaan yang diwujudkan melalui program Student Leadership Unity (SLU).
Dengan wajah penuh semangat, para anggota SLU mengajak seluruh warga sekolah untuk ikut serta dalam aksi nyata. Setiap siswa membawa segenggam beras dari rumah, setiap keluarga menyisihkan sebagian rezeki untuk berbagi. Dari kecil menjadi besar, dari segenggam menjadi gunungan kebaikan — terkumpul 160 kilogram beras dan donasi sebesar Rp 1.200.000.
Bukan hanya mengumpulkan, anak-anak SLU pun terjun langsung dalam prosesnya. Mereka mendata masyarakat yang membutuhkan dengan berdiskusi bersama kepala RT setempat, memilah beras, hingga menyalurkannya ke tangan yang tepat. Untuk donasi, mereka dengan penuh percaya diri menyapa orang tua yang menjemput anak, mengajak guru, hingga menyebarkan semangat kebaikan tanpa rasa sungkan.
Dana yang terkumpul mereka wujudkan dalam program Yatim Fest, sebuah persembahan sederhana namun tulus untuk anak-anak yatim di sekitar sekolah. Sementara beras hasil pengumpulan dibagikan kepada keluarga yang kurang mampu, menghadirkan senyum haru di wajah penerimanya.
Guru hanya menjadi pendamping, selebihnya semua dipegang oleh anak-anak. Dari mengatur strategi, membagi peran, hingga mengulurkan tangan langsung kepada masyarakat. Inilah kepemimpinan sejati yang mereka latih sejak dini — kepemimpinan yang lahir dari hati yang peduli.
Bagi anak-anak, kegiatan ini lebih dari sekadar proyek sosial. Ini adalah pengalaman yang menanamkan nilai empati, tanggung jawab, keberanian, dan cinta tanah air. Merdeka bagi mereka bukan hanya bebas, tapi juga mampu berbagi dan meringankan beban sesama.
Di tengah semangat perayaan kemerdekaan, Student Leadership Unity telah menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukanlah tentang berdiri di depan, melainkan tentang hadir di samping, merangkul, dan menguatkan.