Jejak Tanpa Lupa
Bukit Berambai, 8 Mei 2025
Pagi itu, kabut tipis masih menjuntai di lembah-lembah Desa Teru, Bangka Tengah. Ananda kelas 5 melangkah gagah, carrier di punggung, membawa harapan kecil: belajar, menjelajah, dan merasakan dunia lebih luas dari halaman buku.
Trekking menuju puncak Bukit Berambai bukan perjalanan biasa — hampir dua jam menapaki jalur berbatu, menunduk di bawah tajuk pohon, mendaki tanjakan yang sesekali membuat napas terengah dan hati mendekat ke langit. Tapi lihatlah, semangat mereka tak padam. Saling menyemangati dalam bisikan: “Satu langkah lagi,” “Kita bisa.”
Di pertengahan perjalanan, ketika matahari mulai condong, rombongan berhenti sejenak di sebuah tanah lapang yang teduh. Di sana mereka membentangkan alas sederhana, berwudhu dengan air yang mereka bawa, lalu melaksanakan shalat zhuhur berjamaah. Suasana hening, hanya terdengar lantunan ayat suci yang berpadu dengan desir angin gunung. Dari sana, anak-anak belajar bahwa di mana pun mereka berada, doa dan ibadah tetap menjadi kompas utama.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan jungle cooking. Dengan peralatan sederhana yang mereka bawa dalam carrier, kelompok demi kelompok mulai menyalakan api, memotong sayuran, menanak nasi, dan memasak lauk. Tawa riang berpadu dengan aroma masakan yang menggoda. Bukan sekadar makan siang, tetapi sebuah proses belajar tentang kerja sama, kemandirian, dan rasa syukur atas nikmat yang sederhana.
Ketika akhirnya tiba di puncak, dunia seakan memberi hadiah: angin sejuk yang menyapu peluh, bentangan pemandangan yang menahan lirih kata “indah”. Dari atas, anak-anak menghirup udara kebebasan—seolah mereka belajar bahwa lelah yang manis pun akan berubah jadi kenangan yang membangun.
Latihan fisik, mental, dan kebersamaan yang mereka jalani sejak awal menjadi pelajaran berharga. Membagi beban dalam carrier, mendukung teman yang lelah, hingga berbagi suapan hasil masakan sendiri — semua menjadi bagian dari proses menempa diri.
Menanjak Bukit Berambai bukan hanya mengajarkan ketangguhan, tetapi juga tentang empati, simpati, dan betapa indahnya kebersamaan yang dibangun atas dasar cinta dan iman.
Berita Online Sekolah Alam Bangka Belitung